Aku Tak Ingin Malam Ini Berlalu - Sebuah tatapan kosong tersorot di raut muka yang tampak kusut, Raut muka yang tiba-tiba hilang senyumnya, itulah aku hari ini. Sebatang rokok menemaniku termenung disudut ruang yang hening dan kotor. Sudah pantaskah aku disebut manusia?, sedangkan aku pun hampir menyerah di kehidupan ini. Apakah harus ku korbankan masa depan peri kecilku hanya untuk mengejar sebuah janji yang tak pasti?, terombang ambing dalam ketidak pastian, termakan janji-janji kosong yang tak pernah terwujud sampai sekarang.
Malam, Tetaplah disini.
Pantaskah aku disebut sebagai seorang ayah?, sedangkan setiap keinginan anakku belum bisa aku penuhi. Terkadang sakit hati ini bila keinginan seorang bocah yang polos belum bisa aku wujudkan. Sampai kapan aku menunggu?, sedangkan mereka seakan tak mau tahu dengan keadaanku saat ini. Mereka hanya bisa menuntut tanpa memberi solusi. Kejam, dunia ini memang kejam. sekejam mulut manis mereka yang menjanjikan mimpi kosong yang terlalu bodoh.
Dan malam ini, aku tak ingin memejamkan mata, aku tak ingin malam ini berlalu begitu cepatnya, aku masih ingin menikmati gelapnya langit seperti hidupku yang gelap saat ini. Aku takut bila esok tiba, aku tak ingin psikisku semakin parah dan umpatan-umpatan kotor pasti akan keluar dari mulutku ini. Aku terlalu takut menatap esok hari dan pasti aku tak punya kekuatan untuk menjalaninya.
Aku tak yakin pada diri ini, aku tak yakin pada janji-janji hidup lebih baik dari mulut mereka. Tapi aku yakin, aku tetap bertahan disini bersama malaikat kecilku.
Duhai kehidupan, apakah seperti ini ceritamu?, seperti sebuah panggung sandiwara yang semuanya mendapat peran masing-masing. Dan mendapat peran sebagai seorang yang tak bisa bersandiwara, hanya bisa menurut apa yang ada dalam naskah sandiwara ini. Segelas kopi ini menjadi salah satu properti sandiwara kehidupan yang aku main kan saat ini. 4 tahun aku sudah memenuhi apa yang mereka inginkan, aku sudah menjalankan apa yang harus ku jalani. Bila waktu itu tiba, aku akan lepas dari sandiwara ini, aku akan melangkah kemana jalan yang seharusnya aku tempuh.
Malam ini, ku ucap berjuta kata maki. Gelap ini, bersama bulan aku menangis. Dan purnama ini, aku ingin berteriak lantang dan berkata, " Dimana aku saat ini?".
saat ini kamu berada du dunia yang sombong, bangkitlah dan teruslah melangkah. Lawan keangkuhan dunia ini dengan doa dan terus mendekat pada-NYA.
BalasHapus