Kita takkan tahu apa isi hati manusia, hanya bisa menebak dan berprasangka. 5 tahun perjalanan hidup menjalin keluarga kecil yang bahagia pun kandas. Kepalsuan..ya kepalsuan yang selama ini hadir dan tak terlihat oleh mata. Kepalsuan yang nyata dengan berbagai alasan tuk mencapai tujuannya. Alasan yang ternyata dibuat-buat untuk melancarkan apa yang dia cita-citakan. Terkadang aku tidak habis fikir ada manusia sekejam itu. Ingin ku berkata kotor namun aku takut dosaku semakin menumpuk, begitu halus permainan yang dimainkan. Sempurna dan rapi hingga tak ada seorangpun yang menyangka dibalik topeng itu ada kepalsuan tersembunyi.
Aku terima takdirku, aku terima jalan hidupku seperti ini. Aku yakin, ada hikmah yang masih Allah SWT rahasiakan kepadaku. Biarlah ini menjadi pelajaran berharga untukku, agar kelak tidak terulang kembali oleh kepalsuan manusia seribu lidah. Tapi.., peri kecilku yang polos juga menjadi korban oleh kepalsuan ini. Aku bisa merasakan apa yang ada di hatimu nak, bersabarlah dan terima lah jalan hidupmu ini. Allah SWT sayang kamu, kamu harus kuat seperti akar pohon besar, walau daun dan rantingnya dihempas angin, akar itu selalu kokoh menopang dan tetap kuat.
Nak, jangan kau hiraukan semua ini, jalanilah masa kecilmu dengan penuh kebahagiaan. Bermain dan tertawalah sekuat kamu tertawa, agar kepedihan tidak mempermainkanmu. Tendanglah congkaknya kehidupan ini, agar kau tak rapuh menjalani masa-masa yang ingin merenggut senyummu. Yakinlah nak, Allah SWT itu Maha Adil, kau akan mendapat yang terbaik yang telah Allah SWT persiapkan untukmu nanti.
Aku takkan bersedih, karena aku salah dalam memilih pendamping hidup. Cukup satu kali ini kepalsuan merenggut keluargaku, apa yang kau tanam itu yang akan kau tuai. Semua akan mendapat balasan, itu pasti dan aku percaya itu. Aku ingat ada sebuah nasehat Lukman kepada anakknya dalam Firman Allah.
“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16).
Malam ini, si pendosa hebat ini tak tahu apa yang harus dilakukan, hanya bisa berserah dan tawakal kepada Allah SWT, semoga Allah SWT menguatkan aku, dan jalan hidupku ini mendapat Ridho NYA.
Belum ada tanggapan untuk "Seribu Alasan Untuk Perpisahan"
Posting Komentar